Bukan sepi bahkan menyepi apalagi kesepian
Bukan sunyi bahkan kesunyian akut
Gamang oleh hiruk pikuk bukan berarti apatis
Cuek oleh nyanyian tak penting bukan berarti dingin
Dia hanya ingin menjadi dirinya sendiri
Dengan begitu dia merasa tegar dan kuat dengan kesendiriannya
#demimelihatdiahidupsendiri
Pekalongan, 12 Agustus 2015
Selasa, 11 Agustus 2015
Masa
Jika memang kakiku bertahan sampai detik ini
Mengapa aku harus terlempar persis 2 tahun yang lalu?
Jika pandanganku memang pada masa kini
Mengapa aku melihatnya masa lalu yang penuh 'penyesalan'
Jika memang aku mengaku 'lupa'
Mengapa aku masih saja mengingatmu disadarku?
Jika memang...
Mengapa aku masih saja merasa kurang sempurna saat menimangmu,menciummu, memelukmu??
Jika memang.....
Aahhhh waktu memang cepat menggilas
Namun tak mampu memangkas kenangan drama nyata kehidupan
Pekalongan, 9 Agustus 2015
Di ujung rinduku
Mengapa aku harus terlempar persis 2 tahun yang lalu?
Jika pandanganku memang pada masa kini
Mengapa aku melihatnya masa lalu yang penuh 'penyesalan'
Jika memang aku mengaku 'lupa'
Mengapa aku masih saja mengingatmu disadarku?
Jika memang...
Mengapa aku masih saja merasa kurang sempurna saat menimangmu,menciummu, memelukmu??
Jika memang.....
Aahhhh waktu memang cepat menggilas
Namun tak mampu memangkas kenangan drama nyata kehidupan
Pekalongan, 9 Agustus 2015
Di ujung rinduku
Sabtu, 23 Mei 2015
Ibu.....
Tiba-tiba ingat ibuku yang ada di rumah, Kota Semarang berjuta kenangan, ketika aku melihat Nia,anakku, melihat video dari hapeku.
Video yang berisi rekaman Diva dan Nia sewaktu berusia batita. Kusimak komen-komen lucunya saat melihat memori tersebut.
Setelah melihat-lihat video tersebut, tangan kecilnya lincah mencari file-fila lainnya. Dan ternyata jatuh pada file unduhan lagu-lagu Sherina masa kecil.
Sekita teringat kapan aku mengunduhnya, ya tahun 2012. Di mana "peranku" saat itu mengharuskanku prihatin dan tegar, kuat melewati sebuah "masa".
Aku ingat, di tahun itu aku merepotkan ibuku lagi dengan menitipkan Nia ke ibuku. Pada saat itu Nia berusia 2 tahun. Masa-masa dengan usia yang masih sangat aktif, keinginantahuan yang besar, keakuan yang masih besar. Mungkin sedikit banyak membuat kewalahan ibuku. Tapi ibuku tidak pernah mengeluh. Lagi-lagi seumur hidupku memang anak gak bisa lepas dari ibu ya. Seperti aku yang selalu butuh ibu. Ibuku sebagai wanita bekerja harus kubebani dengan keberadaan Nia, aku tahu kerepotan pagi hari yang harus dilewati ibuku. Rutinitas pagi dari menyiapkan sarapan, baju bapak untuk ke kantor, persiapan beliau sendiri untuk ngantor, sejak itu pula ketambahan hadirnya Nia. Luar biasa repotnya.
Keadaan ini memang harus dilalui karena sebuah "ketentuan Ilahi".
Terimakasih ibu...
Dengan taruhan nyawa Engkau melahirkanku
Dengan peluh engkau merawat dan membesarkanku
tanpa keluh kesah
Dengan sengaja melukis bahagia di hidupku
Sampai saatnya hatiku tertambat pada sebuah takdir jodoh
Berharap tamat untuk menyusahkan ibu
Ternyata niat mulia itu mustahil bagi seorang anak sepertiku
Berharap hanya memberi kabar gembira saja kepada beliau, itupun meleset
hingga akhirnya sebuah perjalanan membuatku harus melewati cerita wajib dari ALLAH kalau aku sangat membutuhkan ibu
dengan tulisan ini sebagai doaku, semoga ibu selalu sehat, mendapat usia yang berkah
Ya Rabb bahagiakan ibuku
Lindungi di manapun beliau berada
Aku kangen ibu.......
Video yang berisi rekaman Diva dan Nia sewaktu berusia batita. Kusimak komen-komen lucunya saat melihat memori tersebut.
Setelah melihat-lihat video tersebut, tangan kecilnya lincah mencari file-fila lainnya. Dan ternyata jatuh pada file unduhan lagu-lagu Sherina masa kecil.
Sekita teringat kapan aku mengunduhnya, ya tahun 2012. Di mana "peranku" saat itu mengharuskanku prihatin dan tegar, kuat melewati sebuah "masa".
Aku ingat, di tahun itu aku merepotkan ibuku lagi dengan menitipkan Nia ke ibuku. Pada saat itu Nia berusia 2 tahun. Masa-masa dengan usia yang masih sangat aktif, keinginantahuan yang besar, keakuan yang masih besar. Mungkin sedikit banyak membuat kewalahan ibuku. Tapi ibuku tidak pernah mengeluh. Lagi-lagi seumur hidupku memang anak gak bisa lepas dari ibu ya. Seperti aku yang selalu butuh ibu. Ibuku sebagai wanita bekerja harus kubebani dengan keberadaan Nia, aku tahu kerepotan pagi hari yang harus dilewati ibuku. Rutinitas pagi dari menyiapkan sarapan, baju bapak untuk ke kantor, persiapan beliau sendiri untuk ngantor, sejak itu pula ketambahan hadirnya Nia. Luar biasa repotnya.
Keadaan ini memang harus dilalui karena sebuah "ketentuan Ilahi".
Terimakasih ibu...
Dengan taruhan nyawa Engkau melahirkanku
Dengan peluh engkau merawat dan membesarkanku
tanpa keluh kesah
Dengan sengaja melukis bahagia di hidupku
Sampai saatnya hatiku tertambat pada sebuah takdir jodoh
Berharap tamat untuk menyusahkan ibu
Ternyata niat mulia itu mustahil bagi seorang anak sepertiku
Berharap hanya memberi kabar gembira saja kepada beliau, itupun meleset
hingga akhirnya sebuah perjalanan membuatku harus melewati cerita wajib dari ALLAH kalau aku sangat membutuhkan ibu
dengan tulisan ini sebagai doaku, semoga ibu selalu sehat, mendapat usia yang berkah
Ya Rabb bahagiakan ibuku
Lindungi di manapun beliau berada
Aku kangen ibu.......
Senin, 11 Mei 2015
Nyanyian Surga
Seperti membisik lembut
Menghipnotisku ke ruang lain
Membelai jiwa
Mendesirkan darah
Menggetarkan ruh
Memejamkan mata
Menikmati alunan ayatNYA
Di panggung nirwana
Menghipnotisku ke ruang lain
Membelai jiwa
Mendesirkan darah
Menggetarkan ruh
Memejamkan mata
Menikmati alunan ayatNYA
Di panggung nirwana
Kamis, 30 April 2015
...dan Diam Masih Saja Emas
Banyak hal yang terjadi di sekitar kita yang memantik kita gatal untuk berkomentar.
Apalagi bila lagi bergosip ria....whooooaaa bikin tambah gatal berkomen walau bekal informasi yang kita miliki sangat minim, kita ikut berbusa-busa dalam bergosip terlibat semakin dalam biar seolah-olah selalu up date apa yang terjadi. Hasilnya?kadang malah melenceng jauh dan sikap yang terbaik DIAM.
Lain lagi bila kita terlibat perdebatan (pertikaian) suatu masalah, di sini yang saya maksud bukan forum diskusi ya:-), kedua belah pihak baik kita dan lawan kita sama-sama lagi panas, ngotot, debat kusir. Yang terjadi adalah apa pendapat kita gak bakal bisa diterima secara sehat oleh pihak lain begitu sebaliknya. Solusi? Jangan harap akan diperoleh. Hasilnya??? Kedua belah pihak tambah emosi, permasalahan tambah rumit, hubungan jadi gak karuan dan bakal jadi api dalam sekam. Sikap yang terbaik..DIAM sementara sambil menarik napas untuk menenangkan diri agar berpikir jernih sebelum mengemukakan argumen. Pasang telinga dulu andai lawan bicara lagi meledak-ledak, sambil istighfar, biarkan amunisinya mulai menipis baru kita bicara dengan pikiran jernih dan hati yang adem. InsAllah hasilnya lebih baik.
Apalagi bila lagi bergosip ria....whooooaaa bikin tambah gatal berkomen walau bekal informasi yang kita miliki sangat minim, kita ikut berbusa-busa dalam bergosip terlibat semakin dalam biar seolah-olah selalu up date apa yang terjadi. Hasilnya?kadang malah melenceng jauh dan sikap yang terbaik DIAM.
Lain lagi bila kita terlibat perdebatan (pertikaian) suatu masalah, di sini yang saya maksud bukan forum diskusi ya:-), kedua belah pihak baik kita dan lawan kita sama-sama lagi panas, ngotot, debat kusir. Yang terjadi adalah apa pendapat kita gak bakal bisa diterima secara sehat oleh pihak lain begitu sebaliknya. Solusi? Jangan harap akan diperoleh. Hasilnya??? Kedua belah pihak tambah emosi, permasalahan tambah rumit, hubungan jadi gak karuan dan bakal jadi api dalam sekam. Sikap yang terbaik..DIAM sementara sambil menarik napas untuk menenangkan diri agar berpikir jernih sebelum mengemukakan argumen. Pasang telinga dulu andai lawan bicara lagi meledak-ledak, sambil istighfar, biarkan amunisinya mulai menipis baru kita bicara dengan pikiran jernih dan hati yang adem. InsAllah hasilnya lebih baik.
Terima Kasih
terima kasih kau telah mnyediakan telinga utk mndgarku
...tangan utk mmelukku
...bahu utk brsandar
...hati utk memahamiku
dan yg trpenting cintamu untukNYA utk mncintaku
...tangan utk mmelukku
...bahu utk brsandar
...hati utk memahamiku
dan yg trpenting cintamu untukNYA utk mncintaku
RINDU
Jauh
Jauh ingatanku mundur
Terlihat kembali tingkah lucumu
Langkah mungilmu patah patah
Ucapmu terbata-bata
Jauh
Seketika ruanganku menjelma kenangan
Ku ayun
Ku dekap
Ku susui
Ku....
Ku...
Ku...
Ternyata waktu sangat super menggilas usia kita
Namun kenangan masih saja kokoh
Kini..
Kita tak mampu menyatukan ruang masing-masing
Hanya rinduku berharap terbang menyentuhmu
Jauh ingatanku mundur
Terlihat kembali tingkah lucumu
Langkah mungilmu patah patah
Ucapmu terbata-bata
Jauh
Seketika ruanganku menjelma kenangan
Ku ayun
Ku dekap
Ku susui
Ku....
Ku...
Ku...
Ternyata waktu sangat super menggilas usia kita
Namun kenangan masih saja kokoh
Kini..
Kita tak mampu menyatukan ruang masing-masing
Hanya rinduku berharap terbang menyentuhmu
Minggu, 26 April 2015
Dhuha
Shubuh merambat seperti biasa
Mengganti sepertiga malam syahdu
Masih seperti biasa
Terlihat raganya tersengal perlahan, berat
Matanya terpejam menanti kedamaian
Sepertinya menunggu....
Takbir meluncur fasih dari sang Ayah tercinta
Demi dhuha rutinnya
Dua rakaat terlewati
Empat rakaat manis
Enam rakaat khusuk
Delapan rakaat sempurna
Munajat terangkai melilit naik ke arsyNYA
Kulihat tubuhnya semakin tersendat2
Kugendong sebentar napasnya luar biasa berat
Kulihat beberapa tangan berebut menangguhkan waktu
Tangan-tangan mencoba menghentikan takdir
Aku beku.....
Sejenak nafasku terhenti dan masih penuh asa
Kudengar erangan...rintihan mungilnya
Kubisikkan salam perpisahan
"ibu ikhlas nak...andai kau sudah tak kuat lagi silahkan peluk Allah tercinta..."
Pipiku basah kuyup
Aku tak mampu menghapus lauh mahfudzNYA
Demi menangguhkan ajal putriku
Subhanallah dia tahu kapan perginya
Dia menunggu dhuha ayahnya sempurna
Allahuakbar....
Alhamdulillah KAU jemput putriku di hari mulia bada dhuha ayahnya
Mengganti sepertiga malam syahdu
Masih seperti biasa
Terlihat raganya tersengal perlahan, berat
Matanya terpejam menanti kedamaian
Sepertinya menunggu....
Takbir meluncur fasih dari sang Ayah tercinta
Demi dhuha rutinnya
Dua rakaat terlewati
Empat rakaat manis
Enam rakaat khusuk
Delapan rakaat sempurna
Munajat terangkai melilit naik ke arsyNYA
Kulihat tubuhnya semakin tersendat2
Kugendong sebentar napasnya luar biasa berat
Kulihat beberapa tangan berebut menangguhkan waktu
Tangan-tangan mencoba menghentikan takdir
Aku beku.....
Sejenak nafasku terhenti dan masih penuh asa
Kudengar erangan...rintihan mungilnya
Kubisikkan salam perpisahan
"ibu ikhlas nak...andai kau sudah tak kuat lagi silahkan peluk Allah tercinta..."
Pipiku basah kuyup
Aku tak mampu menghapus lauh mahfudzNYA
Demi menangguhkan ajal putriku
Subhanallah dia tahu kapan perginya
Dia menunggu dhuha ayahnya sempurna
Allahuakbar....
Alhamdulillah KAU jemput putriku di hari mulia bada dhuha ayahnya
Rindu yg tak pernah menipis
Rindu yg tak pernah menipis
Bergeming
Diam
Rindu yang tak berujung
Menanti
Kosong
Bergeming
Diam
Rindu yang tak berujung
Menanti
Kosong
Jumat, 24 April 2015
LUKA
Mengoyak tanpa babibu
Tanpa pandang
Mengiris tipis dengan rangkaian serapah
Tanpa menyebut yang dimaksud
Pedang tak lagi setajam lisannya
Luar biasa tatkala rentetan kata menghujam sebuah hati
Mata memerah tanda amarah klimaks
Muntahan kata-kata semakin menjadi
Tanpa ada yang berusaha menghentikannya
Tak ada yang peduli ada hati yang terkoyak
Teriris tipis habis
Tak ada yang berusaha mengusap air matanya
Tak ada.....
Yang didengar dan terdengar hanyalah serapahnya
Oh....Ada tangis yang semakin mengisak
Luka...sakit...perih
Ada hati terkoyak moyak
Luka menganga
Sampai kini.....
Tanpa pandang
Mengiris tipis dengan rangkaian serapah
Tanpa menyebut yang dimaksud
Pedang tak lagi setajam lisannya
Luar biasa tatkala rentetan kata menghujam sebuah hati
Mata memerah tanda amarah klimaks
Muntahan kata-kata semakin menjadi
Tanpa ada yang berusaha menghentikannya
Tak ada yang peduli ada hati yang terkoyak
Teriris tipis habis
Tak ada yang berusaha mengusap air matanya
Tak ada.....
Yang didengar dan terdengar hanyalah serapahnya
Oh....Ada tangis yang semakin mengisak
Luka...sakit...perih
Ada hati terkoyak moyak
Luka menganga
Sampai kini.....
Jumat, 27 Februari 2015
Mengukir Nama Untukmu
Wajah-wajah lesu
Wajah-wajah tanpa senyum
Wajah-wajah berlipat
...apalagi keningnya
Demi sebuah nama untuk Sang Penguasa Tercinta
Demi permintaan upeti yang tak bernominal
Tidak...Dia tidak pernah bersuara tinggi
intonasinya merdu
merdu menusuk
Tidak....Dia tidak pernah memukul meja
jauh dari anarki
namun titahnya mampu menggerakkan semua kaki prajurit
mereka pun bersedia dan terpaksa berdarah-darah
demi sebuah penghargaan
demi dilihat banyak orang
namun apakah Sang Penguasa yang di sana melihat luka-luka mereka
Hanya Tuhan yang Mengerti dan Mencatatnya
Pekalongan, 27 Februari 2015
Wajah-wajah tanpa senyum
Wajah-wajah berlipat
...apalagi keningnya
Demi sebuah nama untuk Sang Penguasa Tercinta
Demi permintaan upeti yang tak bernominal
Tidak...Dia tidak pernah bersuara tinggi
intonasinya merdu
merdu menusuk
Tidak....Dia tidak pernah memukul meja
jauh dari anarki
namun titahnya mampu menggerakkan semua kaki prajurit
mereka pun bersedia dan terpaksa berdarah-darah
demi sebuah penghargaan
demi dilihat banyak orang
namun apakah Sang Penguasa yang di sana melihat luka-luka mereka
Hanya Tuhan yang Mengerti dan Mencatatnya
Pekalongan, 27 Februari 2015
Langganan:
Komentar (Atom)